Rabu, 28 Agustus 2013

Tanya Jawab tentang Konflik Mesir

Apa Sikap Ahlus Sunnah terhadap Konflik Mesir

Benarkah Konflik Mesir adalah konflik antara Islam vs Kafir?

Tanya Jawab bersama asy-Syaikh Khalid bin ‘Abdirrahman al-Mishri hafizhahullah
Kuwait, 12 Syawwal 1434 H / 19 Agustus 2013 H
(dalam muhadharah berjudul asbabun najah minal fitan – sebab-sebab selamat dari fitnah)
Pertanyaan : Mohon penjelasan tentang sikap terhadap konflik yang terjadi di Mesir

Jawab : Kami hidup di Mesir, dan aku adalah penduduk Mesir. Ketika kami masih pada zaman penguasa/presiden sebelumnya, kami katakan dan tunjukkan sesuai dengan aqidah kita (yaitu tetap mendengar dan mentaati pemerintah). Tatkala terjadi revolusi Mesir pertama, yaitu terhadap Presiden Husni Mubarak, maka kami tetap mengatakan sesuai dengan prinsip-prinsip aqidah Ahlus Sunnah, yaitu tidak boleh memberontak, tidak mencabut ketaatan dari pemerintah, bersabar, tidak boleh melakukan demo, dst. dan ini alhamdullilah terekam, semoga kami melakukannya karena mengharap wajah Allah
Kemudian ketika permasalahan ini mengantarkan kepada naiknya presiden baru yang berasal dari kelompok Ikhwanul Muslimin (yaitu DR. Muhammad Musri) sebagaimana diketahui, maka ketika kekuasaan berada ditangannya (presiden baru), kami pun mengatakan sebagaimana dikatakan oleh para ‘ulama kami (yakni para imam ahlus sunnah wal jama’ah). (Di antara prinsip tersebut) sebagaimana dikatakan oleh al-Imam Ahmad dalam kitabnya Ushulus Sunnah, bahwa yang menjadi pimpinan kaum muslimin adalah orang yang diridhoi oleh rakyat, atau bisa juga orang yang menguasai rakyat dengan senjatanya, dan disebut sebagai Amirul Mukminin.
Ketika DR. Muhammad Mursi tampil sebagai presiden, maka kami menyatakan tidak boleh memberontak terhadapnya dan wajib mendengar dan mentaatinya.
Sesungguhnya lebih dari 50 imam – yang terdepan adalah al-Imam Ahmad – menyebutkan bahwa termasuk prinsip utama as-Sunnah adalah mentaati orang yang berhasil mengalahkan/mengkudeta (penguasa sebelumnya) apabila kekuasaan terwujud padanya.
Oleh karena itu aku heran ketika ada seseorang di negeri ini (Kuwait) mengatakan, “dari mana kalian mengatakan wajibnya mentaati pihak yang mengalahkan/mengkudeta penguasa sebelumnya, kalian berdusta atas nama Allah!” Sungguh aneh ucapan ini. Padahal lebih dari 50 imam Ahlus Sunnah menukil ijma’ (konsesus) ahlus sunnah dari semua madzhab – baik madzhab hanbali, maliki, hanafi, syafi’i  – dan itu termaktub dalam kitab-kitab aqidah, yang terdepan adalah al-Imam Ahmad.
Tatkala DR Muhammad Mursi naik sebagai presiden, kami pun mengatakan wajib mendengar dan mentaatinya, tidak boleh memberontak terhadapnya, dan kami mengingkari demontrasi-demontrasi dengan segala kemampuan kami. Alhamdulillah. Dan kami berada di tengah-tengah peristiwa-peristiwa yang terjadi di Mesir.
Lalu ketika DR Muhammad Mursi lengser, dan kekuasaan terwujud pada pihak yang mengkudeta, yaitu penguasa yang baru sekarang. Maka kami tetap berjalan di atas prinsip-prinsip Ahlus Sunnah. Tidak ada kontradiksi pada sikap kami, Alhamdulillah.
Justru mereka (Ikhwanul Muslimin) yang tidak konsisten di atas prinsip-prinsip syari’at. Mereka justru menentang pemerintah/penguasa (yang baru). Alasan mereka, karena penguasa yang sekarang ini telah mengkudeta penguasa sebelumnya (Mursi). Aku tegaskan kepada mereka (IM) dalam beberapa kesempatan diskusi, “Apa yang dulu kalian perbuat terhadap Presiden Husni Mubarak? Apa bedanya? Kalian telah mencabut ketaatan dari Husni.” [1]
Maka sebagaimana dikatakan oleh asy-Syaikh ‘Ubaid al-Jabiri, bahwa tidak boleh bagi mereka – orang-orang yang mendemo penguasa baru di Mesir (IM, dll) – untuk mencabut/melepas ketaatan (terhadap pemerintah).
Itu semua (demonstrasi, pemberontakan, dan semisalnya) termasuk kejelekan dan fitnah.
* * *
Pertanyaan: Sebagian pihak menggambarkan bahwa konflik yang terjadi di Mesir adalah perseteruan antara Islam dan Kekufuran.
Jawab: Sungguh aku heran dari ucapan ini. Maka sebagaimana dikatakan, ‘Barangsiapa yang melihat apa yang kami lihat, maka dia akan tahu apa yang kami tahu.’
Ketika Ikhwanul Muslimin memegang tampuk kepemimpinan, maka kami membedakan siapa yang duduk sebagai waliyul amr (pemerintah), dengan siapa yang  anggota/pengikut Ikhwanul Muslimin. Adapun yang duduk sebagai waliyul amr maka mereka wajib didengar dan ditaati, dan kita tidak mencabut ketaatan darinya. Sampai-sampai ada diantara pengikut IM berterima kasih kepadaku atas sikap ini.
Maka aku jawab: Wahai saudaraku, aku tidak ada kaitan sama sekali dengan Ikhwanul Muslimin. Yang aku lakukan ini adalah sikap syar’i terhadap waliyul amr. Adapun kalian (IM) maka kalian menyimpang dari jalan Ahlus Sunnah, termasuk kelompok sesat, sebagaimana difatwakan oleh asy-Syaikh Bin Baz dalam kasetnya Syarh al-Muntaqa/Nailul Author. Asy-Syaikh Bin Baz mengatakan, ‘Ikhwanul Muslimin dan Jama’a Tabligh termasuk dalam 72 kelompok sesat.’ Aku tidak ragu sama sekali dalam masalah ini. Adapun sikap kami mentaati Mursi merupakan sikap terhadap penguasa yang syar’i. Sebagaimana sikap al-Imam Ahmad ketika waliyul amri mengikuti madzhab kelompok sesat Jahmiyyah, maka beliau (al-Imam Ahmad) mendengar dan mentaati waliyyul amr dan tetap mentahdzir (memperingatkan) dari Jahmiyyah.
Ikhwanul Muslimin awal mula memegang tampuk kekuasaan, maka di antara pernyataan resminya yang tersebar di penjuru dunia, bahwa ‘Kami adalah negara demokrasi, negara madaniyah, dan rakyat adalah sumber aspirasi.’ Ini pernyataan mereka (IM).
Sejak awal IM memegang kekuasaan di beberapa negeri – dan di beberapa negeri masih dipegang IM – manakah dari syari’at ini yang mereka terapkan? Hukum apakah yang mereka dakwahkan? Tidak ada. Kecuali hukum demokrasi, negara madaniyah (sekuler), dan lainya. Bahkan, Mursi ketika ditanya tentang hukum potong tangan bagi pencuri, dia mengatakan bahwa ini adalah masalah fiqhiyyah, bukan termasuk permasalahan agama yang boleh ada perselisihan padanya. Ini hanyalah masalah ijtihadiyyah. Meskipun demikian kami menahan lisan dari kejelekan penguasa [2]. Kami menjelaskan al-Haq, namun kami tidak menentang penguasa. Tidak ada kontradiksi pada sikap Ahlus Sunnah.
Tatkala IM tergeser dari pemerintahan, sampai sekarang mereka terus mendengung-dengungkan demokrasi, negara madani, rakyat sumber aspirasi. Maka manakah pernyataan bahwa “Islam adalah solusi”? … ketika IM memegang pemerintahan, apa yang terjadi? Ketika IM memegang pemerintah Sudan, apa yang mereka terapkan dari syari’at? … [3]
Jadi sebenarnya pernyataan di atas [4] termasuk pembodohan terhadap umat. Dan ini pada hakekatnya salah satu pintu Khawarij. Yaitu ketika kamu mengatakan bahwa yang terjadi (di Mesir) sekarang adalah perseteruan antara Islam dengan kekafiran, maka ini sangat jelas sekali bahwa kamu sedang memprovokasi umat (untuk meyakini) bahwa pemerintah (yang berkuasa) adalah kafir, baik kamu ucapkan atau pun tidak. Maka ini termasuk mempermainkan akal manusia.
(bersambung, Insya Allah )

[1]  Yakni IM dulu mendemo Husni atas nama rakyat, bahwa rakyat menuntut Husni lengser. Demi kebebasan, demi membebaskan Mesir, … dst. Maka sekarang Mursi juga dilengserkan atas nama rakyat.
[2]  Yakni karena Mursi ketika itu sebagai waliyul amr, maka kami menahan lisan kami untuk tidak mencelanya.
[3]  Maksudnya, bahwa Ikhwanul Muslimin sebenarnya tidak mewakili Islam, tidak memperjuangkan Islam. Maka bagaimana bisa dikatakan bahwa konflik yang terjadi di Mesir adalah perseteruan antara Islam dan Kekufuran?
[4]  Yaitu pernyataan bahwa konflik yang terjadi di Mesir adalah perseteruan antara Islam dan Kekufuran

 http://dammajhabibah.net/2013/08/28/tanya-jawab-tentang-konflik-mesir/

Minggu, 25 Agustus 2013

Dari Amirul Mukminin kepada Muslimin di Syam


amirulmukminin

Surat Amirul Mukminin Khalifah ke-3 ‘Umar bin al-Khaththab

kepada kaum muslimin di Syam

[pelajaran berharga terhadap kaum muslimin yang tertindas di Suriah]
Ibnu ‘Asakir dalam kitab Tarikh-nya (XXV/477) meriwayatkan dengan sanadnya, bahwa sampai berita kepada Amirul Mukminin ‘Umar bin al-Khaththab, bahwa Abu ‘Ubaidah dikepung di negeri Syam oleh kekuatan gabungan musuh. Maka Amirul Mukminin ‘Umar bin al-Khaththab menulis surat memberikan semangat kepada beliau:
Salam… amma ba’d
Bahwa tidaklah seorang hamba mukmin tertimpa musibah yang sangat berat, kecuali pasti Allah Tabaraka wa Ta’ala menjadikan setelah itu ada kelapangan. Dan sungguh satu kesulitan tidak akan bisa mengalahkan dua kemudahan (yang Allah sediakan).
( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ )
Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian, dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu), dan bertakwalah kepada Allah, supaya kalian beruntung.
– sekian surat Amirul Mukminin –
Abu Bakr Ibnul ‘Arabi menjelaskan, adapun surat ‘Umar bin al-Khaththab (Bahwa tidaklah seorang hamba mukmin tertimpa musibah yang sangat berat … dst), adalah ucapan yang benar dan jelas.  Tidak datang kesulitan/musibah, kecuali pasti Allah berikan kelapangan setelah itu. Bisa jadi dengan hilang/berakhirnya musibah tersebut, atau Allah gantikan dengan suatu yang lebih baik dari itu yaitu berjumpa Allah Ta’ala setelah kematian.
Adapun ucapan ‘Umar, (sungguh satu kesulitan tidak akan bisa mengalahkan dua kemudahan) ini merupakan ungkapan bahasa arab yang sangat jelas. Karena Allah menyebutkan (dalam surat asy-Syarh) kata al-’Usr (kesulitan) dengan bentuk kata ma’rifah, sehingga kata pertama  dan kedua itu sama (jadi hanya ada satu kesulitan di sini). Adapun kata al-Yusr (kemudahan) disebutkan dua kali dalam bentuk kata nakirah, sehingga kemudahan pertama bukan kemudahan yang kedua (jadi ada dua kemudahan di sini).

 http://dammajhabibah.net/2013/08/25/dari-amirul-mukminin-kepada-muslimin-di-syam/


Jumat, 16 Agustus 2013

HAKEKAT KONFLIK YANG TERJADI DI MESIR



Asy-Syaikh Muhammad bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah


Muqaddimah
Banyak kalangan yang prihatin dengan kondisi di Mesir. Karena mereka melihat bahwa Presiden Muhammad Mursi, yang berasal dari partai yang berlabelkan Islam dan disebut-sebut sebagai tokoh yang memperjuangkan Islam, ternyata dikudeta oleh pihak militer. Tentu saja pembahasan tentang sebab-sebab dan alasan kudeta tersebut merupakan pembahasan rumit dan sangat terkait dengan situasi politik dalam negeri Mesir.
Namun terlepas dari itu, kita perlu tahu siapa sebenarnya Muhammad Mursi ini? Apakah benar dia seorang tokoh yang memang hendak memperjuangkan Islam? Benarkah berbagai aksi demo pembelaan terhadap Mursi ini berarti pembelaan terhadap Islam? Dan apakah benar dengan dilengserkannya Mursi berarti dilengserkannya Islam?
Seorang muslim dituntut untuk bersikap berdasarkan ilmu, yaitu ilmu yang benar berdasarkan al-Kitab dan as-Sunnah dengan manhaj salaful ummah. Sehingga segala sikap dan peniliannya berdasarkan prinsip tersebut. Bukan semata-mata karena emosi, semangat, perasaan, atau “yang penting Islam.”
Maka perlu kita mendengar bagaimana penjelasan para ‘ulama ahlus sunnah dalam masalah ini. Yaitu ‘ulama yang benar-benar berjalan di atas al-Kitab dan as-Sunnah dengan manhaj salaful ummah.
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, mari kita ikuti penjelasan salah seorang ‘ulama ahlus sunnah dari Madinah asy-Syaikh Muhammad bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah. Beliau dikenal sebagai ‘ulama yang banyak mengetahui seluk-beluk ‘pergerakan-pergerakan Islam’. Kami terjemahkan penjelasan beliau ini dengan terjemahan bebas dan dengan sedikit diringkas. Juga kami lengkapi dengan catatan kaki pada beberapa kalimat yang membutuhkan penjelasan, untuk membantu pembaca memahaminya. Semoga bisa memberikan pencerahan kepada kita semua.
_____________

Pertanyaan : Ada sebagian pihak yang mengatakan, bahwa keberhasilan Ikhwanul Muslimin (IM) mencapai tampuk kepemimpinan [1] adalah seperti kemenangan kaum muslimin dalam perang Badr, dan tatkala IM lengser adalah seperti kekalahan kaum muslimin dalam perang Uhud. Sebagian pihak lagi mengatakan, bahwa ini adalah perang antara Islam lawan kekufuran.
Jawab : Kejadian (di Mesir) ini kami dengar sebagaimana anda mendengarnya. Namun berapa dari hukum (syari’at) Islam yang mereka (IM) terapkan? Sungguh demi Allah,
Pertama: Aku sebelum ini justru berangan-angan kalau IM (di Mesir) bisa menjalankan kekuasaannya selama 4 tahun! Dengan itu tidak ada lagi alasan sama sekali setelahnya. Yakni agar semua pihak menyaksikan apa yang mereka terapkan dari hukum-hukum Islam ini. [2]
Kedua: Perintah Allah yang pasti terlaksana dan kehendak-Nya pasti mengalahkan (segala kehendak makluk). Tidak ada yang bisa menolak keputusan dan hukum-Nya. Subhanahu wa Ta’ala. [3]
Ketiga: IM telah menjalankan kekuasaannya selama 1 tahun di mesir. Lihat apa yang mereka perbuat? [4]
Keempat: ____ (suara terputus) nashrani
Kelima: Sebelum memegang kekuasaan, sudah mengatakan bahwa hukum potong tangan dan hukum cambuk bukan bagian dari syari’at Islam! Itu hanyalah perkara ijtihadiyah!! Pernyataan ini ada dan terekam. Ini dinyatakan sebelum menang dalam pemilu. … maka bagaimana bisa kemenangan IM ini diserupakan dengan kemenangan pada perang Badr?
Kesimpulannya, mereka itu adalah para penyeru demokrasi sejak awal.
Bahkan aku sendiri mendengar dia mengatakan, bahwa hukum itu adalah milik rakyat, bersumber dari rakyat juga, bukan (milik /dari) Allah.
Di mana itu ayat
{إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ أَمَرَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاه} [يوسف: 40]
“Tidak ada hukum kecuali milik Allah. Dia memerintahkan agar kalian tidak beribadah kecuali kepada-Nya.” (Yusuf : 40) Yang mereka selama ini  menghujat kita (ahlus sunnah) [5], dan mereka mengkafirkan kaum muslimin karena tidak menerapkan ayat ini dalam penilaian mereka. [6]

Keenam: Jalan (cara) yang kalian buat (untuk bisa naik ke kursi kekuasaan), maka kalian terjatuh melalui jalan (cara) itu pula. Jalan (cara) yang kalian buat (untuk bisa naik ke kursi) adalah kalian menuntut/menyuarakan pembebasan (negeri Mesir), yang di antaranya sampai Yusuf al-Qaradhawi datang dan menyerukan itu di mimbar Jum’at! Dengan itu kalian (IM) berhasil naik ke kursi.  Maka sekarang pun kalian (IM) jatuh dengan cara yang sama, yaitu adanya tuntutan pembebasan (negeri Mesir) dari rakyat.

Ketujuh: Mereka sendiri menyatakan, bahwa kebebasan rakyat tidak boleh dibatasi. Sementara demo yang terjadi sekarang merupakan tuntutan kebebasan rakyat. Dalam undang-undang dinyatakan rakyat tidak boleh dibatasi kebebasannya. Maka mereka bebas menyatakan kemauannya. Kalian (IM) menuntut keinginan kalian. Namun kini mereka berhasil mengalahkan kalian. Maka, bukankah “hukum adalah milik rakyat”.?!

Kedelapan: Sebagaimana dikatakan dalam sebuah bait syair,
أعلمه الرماية كل يوم … فلما اشتد ساعده رماني
وكم علمتُه نظم القوافي … فلما قال قافية هجاني
“Aku ajari dia memanah setiap hari, namun ketika dia kuat tangannya dan sudah mahir memanah justru dia (balik) memanahku.
Sudah berapa banyak aku mengajarinya (cara) pembuatan syair, namun ketika dia telah bersyair, justru dia  menghujatku (dengan syair itu)”
(Asy-Syaikh Muhammad bin Hadi melanjutkan): Sejak awal aku sudah katakan, bahwa IM akan meneguk dari gelas yang darinya Husni Mubaraki meneguk, bahkan lebih jelek lagi. [7]
رَأَيْتَ بَنِي الدُّنْيَا إِذَا مَا سَمَوْا بِهَا … هَوَتْ بِهِمُ الدُّنْيَا عَلَى قَدْرِ مَا سَمَوْا
Engkau lihat ahli dunia ketika dia berhasil tinggi (popular, terkenal, kaya, dll) dengan dunianya,
Maka dunia itu akan membuat dia terpelanting sesuai dengan ketinggian yang ia raih
Mereka menghendaki sesuatu, namun Allah Subhanahu wa Ta’ala
{يَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُور} [غافر: 19]
“mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.”  (Ghafir : 19)
Kesembilan: Pemerintahan-pemerintahan yang ada ini – kata mereka (IM) – semuanya  adalah antek-antek Amerika, Yahudi, dan Israel. Namun anehnya, begitu memegang tampuk kekuasaan, IM langsung memperbaruhi dan menguatkan perjanjian persahabatan dan kerjasama dengan Yahudi!! Amerika-lah yang sejak awal menekan mereka. Maka tidaklah Mursi naik ke kursi kekuasaan kecuali setelah Amerika yakin bahwa pemerintahan Mursi tidak akan mengubah perjanjian damai dengan Israel!! Bagaimana pemerintahan-pemerintahan yang ada dinyatakan kafir, sementara yang memperbaruhi perjanjian tidak kafir?! Kami tidak mengkafirkan, (Ini berdasarkan kaedah mereka sendiri). Bagaimana Husni Mubarak, Anwar Sadat dinyatakan kafir karena mereka berdamai dengan Yahudi. Sementara yang memperbaruhi, mengokohkan dan memprogandakan perjanjian tersebut tidak dinyatakan kafir?
Partai sekuler di Turki tidak membuat perjanjian dengan Yahudi. Namun ketika Najmudin Erbankan (IM) naik, malah membuat perjanjian persekutuan militer dengan Yahudi!! Dan masih terus berlaku! Ketika pemerintahan IM berhasil digulingkan, maka perjanjian persekutuan militer tersebut langsung dihentikan.
Wahai saudaraku…
Aku tahu, sebenarnya sebagian saudara-saudara kita tidak suka dengan pembicaraan seperti ini. Karena ini membuka kejelekan-kejelekan. Padahal IM sebenarnya sudah sangat jelas berbagai penyimpangannya. Namun banyak dari umat ini yang lalai, seakan mereka tidak mengikutinya sebagaimana kami mengikutinya. Maka janganlah menyikapinya berdasarkan perasaan semata. Mungkin mereka menyaksikan itu semua (pernyimpangan-penyimpangan IM), namun mereka lupa. Maka umat ini perlu adanya orang-orang (para da’i) yang mengingatkan penyimpangan-penyimpangan yang muncul dari IM.

Sepuluh: Selalu meneriakkan “hukum, hukum, hukum”. Namun tatkala memegang tampuk, apa yang mereka (IM) perbuat? Apakah mereka melakukan perubahan. Apakah hukum Islam menjadi satu-satunya sumber hukum? Tidak!
Tatkala IM “berhasil” di Tunisia, apa yang terjadi? “Hilangkan Islam sebagai sumber hukum”. Islam tahakkum tidak ada pada mereka. Yang ada pada mereka adalah Islam hukum.
Tahukah kalian apa itu Islam hukum? Apa bedanya dengan Islam tahakkum?
Sebenarnya hukum yang mereka maukan adalah bahwa Ikhwanul Muslimin-lah yang meletakkan hukum (kebijakan).[8]
Sementara tahakkum adalah diterapkannya Islam. Maka Islam apakah yang mereka terapkan? Sama sekali mereka tidak menerapkan Islam!! Sampai-sampai seorang perempuan kafir heran terhadap mereka (IM). Karena memang mereka seolah mengangkat syiar Islam. Padahal mereka sama sekali tidak menerapkan Islam. Namun mereka memperjuangkan Islam hukum. Apa itu? Yaitu mengejar kursi!
Oleh karena itu, ketika terjadi konflik ini, salah seorang di antara mereka mengatakan, “Jatuhnya Mursi ini sebanding dengan Kesyirikan kepada Allah!” ya, dengan lafazh ini.
Wahai saudara-saudaraku,
Sekarang kalian tahu apa itu Islam hukum dan Islam tahakkum. Islam tahakkum adalah penerepan Islam secara hakiki, ini tidak mereka maukan. Karena ini berarti ‘menzhalimi kebebasan manusia’. Oleh karena ini, di Tunisia kedai-kedai minuman keras dan bar semakin menjamur!! Sampai-sampai seorang wanita kafir spanyol terheran-terheran dengan fenomena tersebut!
Adapun Islam hukum, adalah IM sampai ke kursi!! Sehingga merekapun berjuang mewujudkan Islam hukum, bukan Islam tahakkum.
Demi Allah, kalau sampai mereka memerintah kalian di negeri ini niscaya kalian melihat pemandangan yang lebih jelek dari sekarang. Aku memohon kepada Allah agar tidak mendatangkan orang-orang seperti mereka menguasai negeri ini!  Na’udzubillah min dzalik. Janganlah kalian tertipu dengan mereka (IM). Wajib atas kita semua untuk bahu membahu saling bergandengan tangan dengan pemerintah dan para ‘ulama ahlus sunnah yang ada. …
Semoga Allah menjauhkan dari kita berbagai fitnah, yang tampak maupun yang tersembunyi.
* * *
Kaum wanita tidak boleh masuk dalam urusan seperti ini. “Ada seorang wanita yang terbunuh di Iskandariyah, maka kaum wanita terpaksa keluar berdemo”, katanya. Ini tidak boleh. Jika ada orang-orang yang dizhalim terbunuh, maka Allah yang akan membela mereka. Adapun kalian kaum wanita ikut-ikutan berdemo, maka ini sesuatu yang bukan urusan/tugas kalian.
Allah Jalla wa ‘Ala berfirman kepada para isteri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam  – maka lebih-lebih wanita yang di bawah mereka kemuliaan dan keutamaannya – “Tinggallah kalian di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berhias dengan cara berhias jahiliyah dulu.”
Seorang wanita itu aurat, apabila dia keluar maka akan diintai oleh syaithan, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Maka bagaimana wanita keluar untuk sesuatu yang bukan urusannya, dan justru malah meninggalkan urusan (tugas/kewajiban)nya, yaitu urusan rumahnya, anak-anaknya, suaminya.
* * *
Namun Ikhwanul Muslimin tidak mengerti ini semua. Karena mereka tidak tahu kecuali “Islam hukum“, adapun “Islam tahakkum” maka mereka tidak mengakuinya, mereka mengingkarinya.  Mereka hanya tahu “Islam hukum“, yaitu mengejar kursi. Ini yang mereka perjuangkan. Sampai-sampai kalian dengar berbagai omongan dusta, “bahwa Nabi-lah yang mengangkat Mursi.”, dan banyak kedustaan lainnya.
Maka sungguh mengagumkanku pernyataan Muhammad Hamid al-Faqi, “Mereka itu adalah khawwanul muslimin (para pengkhianat kaum muslimin)”
download suara
_____________

Penutup
Dari penjelasan asy-Syaikh Muhammad bin Hadi hafizhahullah di atas, nyatalah kepada kita semua siapakah hakekat Muhammad Mursi sebenarnya, dan secara lebih umum lagi siapa dan bagaimana sepak terjang Ikhwanul Muslimin, khususnya di Mesir kali ini. Sehingga jelaslah kepada kita, bahwa konflik di Mesir, baik pihak yang dikudeta maupun pihak yang mengkudeta bukanlah pihak yang mewakili Islam dan sama-sama tidak memperjuangkan Islam. Konflik Mesir ini merupakan fitnah dan musibah.
Sehingga kaum muslimin secara umum, dan di Mesir secara khusus, sikap mereka yang benar adalah sebagaimana yang dinasehatkan oleh al-’Allamah asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah adalah menghindar dan menjauh dari fitnah ini. Nasehat beliau ini merupakan nasehat emas yang bersumber dari dalil-dalil al-Kitab dan as-Sunnah serta tauladan dari as-Salafush Shalih.
Adapun ikut berkomentar tanpa ilmu, ikut bereaksi, ikut berdemo, maka itu bukanlah sikap yang benar, dan sama sekali tidak memberikan penyelesaian. Bahkan sebaliknya, sikap tersebut justru memperkeruh suasana. Semakin demo digencarkan, maka semakin kekerasan yang timbul bahkan pertumpahan darah. Akan semakin banyak korban berjatuhan. Kasus terakhir kejadian rabiah adawiyyah dan nahdhah kemarin, yang disebutkan 2200 jiwa melayang!! Allahul Musta’an. Janganlah kita terpedaya dengan pidato berapi-api dari “para tokoh Islam”, yang terus memberikan semangat kepada kaum muslimin untuk “berjihad”. Padahal hakekatnya para tokoh tersebut sangat tidak sayang kepada kaum muslimin, tidak menyadari betapa mahal dan berharganya darah seorang muslimin. Hati-hati dan waspadalah wahai saudaraku, dari paham khawarij yang sangat berbahaya!! Sejarah membuktikan, tidaklah paham tersebut kecuali memang berujung pada pedang dan pertumpahan darah!!
Apabila kita menyaksikan sepak terjang Ikhwanul Muslimin, sejak dulu, baik di Mesir dan di negeri-negeri lainnya, tampak jelas kepada kita bahwa mereka tidak menegakkan dinul Islam dengan sebenarnya. Dan inilah salah satu sebab terbesar kegagalan mereka di berbagai tempat. Karena di antara sebab kekuasaan dan kekokohan adalah menegakkan agama ini dengan sebenarnya.
[1]  Yaitu dengan berhasilnya Muhammad Mursi meraih kursi Presiden di Mesir.
[2]  Hal sebagaimana disaksikan oleh sejarah, baik di Sudan, Turki, Tunisia, dll, tatkala Ikhwanul Muslimin berhasil meraih kemenangan dalam politik, maka pada kenyataannya justru mereka tidak menerapkan syari’at/hukum Islam yang selama ini mereka teriakkan.
[3]  Yakni apa yang disampaikan oleh Syaikh di sini adalah berdasarkan prinsip dan manhaj Ikhwanul Muslimin yang memang banyak penyimpangan padanya, dan berdasarkan fakta sejarah. Bukan hendak mendahului taqdir Allah.
[4] Yaitu di Mesir. Apakah benar mereka menerapkan syari’at Islam ataukah tidak?
[5]  Yakni para ‘ulama ahlus sunnah mereka anggap tidak konsekuen dengan ayat ini.
[6]  Ini merupakan prinsip paham khawarij sejak awal kemunculan mereka. Dengan prinsip ini mereka mengkafirkan pihak-pihak yang mereka nilai tidak berhukum dengan hukum Allah. Termasuk pemerintah-pemerintah muslimin hari ini.
[7]  Yakni perjalanan IM tidak akan jauh berbeda dengan perjalanan Husni Mubarak. Disebabkan karena IM tidak mau berpegang kepada Islam yang benar, yaitu al-Kitab dan as-Sunnah berdasarkan pemahaman Salaful Ummah.
[8]  Yaitu slogan yang selama ini mereka teriakkan adalah “hukum Islam, hukum Islam.”  Seolah mereka menginginkan diterapkannya hukum Islam di muka bumi. Padahal hakekatnya tidak demikian. Karena fakta menunjukkan tatkala mereka berhasil meraih tampuk kepemimpinan, baik di parlemen maupun kepresidenan, ternyata mereka sama sekali tidak menerapkan hukum Islam. Jadi slogan “hukum Islam” yang mereka teriakkan hakekatnya tidak lebih sebagai alat atau kendaraan agar mereka bisa sampai ke kursi kekuasaan.
 

NASEHAT TENTANG KONFLIK MESIR

asy-SYAIKH SHALIH al-FAUZAN
(Anggota Hai’ah Kibaril ‘Ulama Saudi ‘Arabia)
Pertanyaan: Konflik yang terjadi di Mesir sekarang ini, apa nasehat anda kepada kaum muslimin secara umum, dan kepada para penuntut ilmu secara khusus di Mesir
Jawab: Konflik yang terjadi ini adalah fitnah. Seorang muslim menjauhi fitnah. Tidak berbicara kecuali pembicaraan yang padanya ada kebaikan untuk semua. Yaitu sesuatu yang bisa memadamkan fitnah, melindungi kaum muslimin dari kejelekan.
Jika dia tidak mampu mendamaikan dua pihak yang saling berseteru, maka hendaknya ia menghindar dari fitnah.
Namun pintu doa tetap terbuka. Hendaknya ia mendoakan untuk kaum muslimin dia semua tempat. Doakan muslimin Mesir dan yang lainnya. Semoga Allah memberikan pertolongan untuk mereka.

Rabu, 14 Agustus 2013

Himbauan Kepedulian Terhadap Ahlus Sunnah di Suriah

syiria1

Asy-Syaikh Al-’Allamah Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah

قال الشيخ حفظه الله:
» الْحَمْدُ للهِ وَالصَّلاةُ وَالسّلامُ عَلى رَسُولِ اللهِ، وعَلى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ اتَّبَعَ هُداهُ، أَمّا بَعْدُ: فَإِنِّي أَحُثُّ أَهْلَ السُّنَّةَ فِي الْمَمْلَكَةِ وَغَيْرِهَا أَنْ يَقِفُوا إِلى جَانِبِ إِخْوَانِهِمْ مِنْ أَهْلِ السُّنَّةِ فِي سُورْيا، وَيَمُدُّونَ لَهُمْ يَدَ المُسَاعَدَةَ، وَخَاصَّةً الْمُشَرَّدِينَ مِنْهُمْ وَالمَنْكُوبِينَ «
Asy-Syaikh Rabi’ hafizhahullah berkata,
الْحَمْدُ للهِ وَالصَّلاةُ وَالسّلامُ عَلى رَسُولِ اللهِ، وعَلى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ اتَّبَعَ هُداهُ
Aku menghimbau kepada Ahlus Sunnah di Kerajaan Saudi Arabia dan Negara-negara lainnya untuk peduli terhadap saudara-saudara mereka Ahlus Sunnah di Suriah, dengan mengulurkan bantuan untuk mereka, terutama para korban dan terlantar.
disampaikan oleh Mu’adz bin Yusuf  asy-Syammari
(direkam malam 28 Ramadhan 1434 H / 6 Agustus 2013 M)
* * *
Kemudian, keesokan harinya ketika diklarifikasi kembali tentang himbauan tersebut, maka Asy-Syaikh Rabi’ menjawab,
“Ya, memang demikian. Siapapun yang bertanya (tentang masalah ini) niscaya aku jawab dengan jawaban yang sama.”
Beliau juga menambahkan, “Kepada segenap Ahlus Sunnah agar membantu rakyat Suriah sesuai kemampuannya. Hendaknya menyalurkan bantuan tersebut melalui lembaga khusus/resmi yang benar-benar bisa menyampaikan dana bantuan kepada orang-orang yang berhak.”
disampaikan oleh Abu Ziyad Khalid Baqais
(29 Ramadhan 1434 H / 7 Agustus 2013 M)
Namun yang perlu diperhatikan, ada dua hal penting :
Pertama, bahwa asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah menghimbau untuk membela saudara-saudara kita Ahlus Sunnah dalam bantuan bantuan dana bagi yang terkena musibah, dengan harapan bisa membantu hidup mereka.
Kedua, menyalurkan dana untuk warga Suriah tersebut harus melalui lembaga resmi. Bukan melalui jalur orang per orang. Sehingga dana tersebut benar-benar sampai pihak yang berhak.

JIHAD DI SURIAH DAN HAKEKAT FRONT PEMBELAAN (Al-Nusra Front)


syria-1_resize

asy-Syaikh Muhammad bin Hadi al-Madkhali

Pertanyaan : Apa fatwa anda tentang konflik Suriah? Apakah terhitung sebagai jihad syar’i? dan apakah berperang bersama pasukan Independen (Free Syrian Army/FSA) termasuk berperang di bawah bendera?
Jawab :
Kami telah sering menjelaskan hal ini. Dalam momen ini, para pengekor hawa nafsu mencela Ahlus Sunnah tatkala mereka (ahlus Sunnah) sejak pertama sudah mengatakan, “Jangan ikut berperang!” Demi tidak tertumpah darah dan supaya tidak dirusak kehormatan para wanita, sebagaimana yang kalian lihat dan kalian dengar sekarang! Kehormatan dilanggar, darah ditumpahkan, manusia diusir, hancurlah pertanian dan peternakan.
Kelompok (Nushairiyah) ini lebih kafir daripada Yahudi dan Nashara, ini merupakan sesuatu yang telah diterima (kebenarannya). Maka ketika kami katakan, “Jangan berbuat, jangan kalian sambut (ajakan tersebut)!” Mereka malah menjawab, “Mereka mengikuti Basyar (al-Asad), mengikuti peraturan Basyar!!”  Adakah orang berakal yang mau mengikuti kelompok sesat Syi’ah Nushairiyyah?! Tahu apa itu kelompok Syi’ah Nushairiyyah, apa makna “mengikuti Nushairiyyah?” artinya, mengikuti orang kafir. Mendukung mereka untuk memerangi orang-orang Islam dan orang-orang beriman adalah perbuatan riddah (murtad) dari agama Allah Tabaraka wa Ta’ala.
Namun para pengusung kebatilan, walaupun engkau mendatangkan seribu orang penyeru, dengan menyerukan peringatan seperti ini, maka hal itu tetap tidak menghalangi mereka untuk melakukan penipuan dan kedustaan terhadap ahlus sunnah wal iman.
Adapun konflik yang terjadi sekarang, pada hakekatnya aku tidak melihat adanya bendera (kepemimpinan jihad) syar’i. Aku bertanya kepada kalian, “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ditanya tentang seseorang yang berperang karena fanatisme, seorang yang berperang karena keberanian, dan seorang yang berperang karena harta ghanimah, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berpaling dari itu semua dan menjawab dengan jawaban yang bijak, yaitu, “Barangsiapa berperang agar kalimat Allah menjadi tinggi maka dia berperang di jalan Allah.”
Apakah Free Syrian Army/FSA berperang agar kalimat Allah menjadi tinggi? Kami bertanya? Jika demikian maka silakan mengangkat bendera jihad. Namun yang kami dengar tidak demikian. Oleh karena itu semua aliran ada di bawahnya, orang-orang sekuler, liberal, demokrasi, nasionalis, populis, dan sebagian yang menamakan diri dengan ‘alawiyyin, mereka ini nushariyyah sealiran dengan Presiden Suriah sekarang. Bergabung bersamanya juga orang-orang Nashoro. Mereka menuntut tegaknya “negara madaniah”. Tahukah kalian apa itu “madaniyah”? yaitu tidak ada agama, tidak ada tempat agama di negara tersebut!! Apakah ini akan dikatakan – yakni berperang bersama mereka (FSA) – dikatakan berperang di jalan Allah?!
Namun aku katakan bagi yang mengalami musibah ini, bergembiralah karena sesungguhnya Allah Jalla wa ‘Ala  berfirman, “Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu.” Maka apabila kamu diperangi, maka perangilah (lawanlah) dia demi membela darahmu, demi membela kehormatanmu, demi membela hartamu, dan sebelum itu semua adalah demi membela agamamu. Barangsiapa terbunuh di jalan yang demikian, maka dia syahid.
Adapun yang diperbincangkan, yaitu bendera (kepemimpinan jihad) yang dianggap sebagai bendera Islam, maka kami – walillahil hamd – bukanlah orang-orang yang buta dan tuli. Kami melihat dan mendengar sebagaimana para pembicara. Pergerakan-pergerakan yang ada di negeri-negeri Syam yang dianggap sebagai pergerakan Islam, maka yang tampak pada kami ada dua jenis :
Jenis PertamaKelompok Ikhwanul Muslimin (IM). Mereka ini tidak ada kebaikannya, baik dalam urusan agama maupun urusan dunia. Mereka ini tidak membela Islam, tidak pula menghancurkan musuh-musuh Islam, tidak menegakkan agama, tidak pula membenahi urusan dunia.
Bahkan aku mendengar sebagian mereka, tatkala berbicara tentang hukum yang mereka sebut sebagai hukum Islami di Tunisia oleh Jabhatul Inqadz (Front Kemerdekaan). Pekan lalu di Tunisia diadakan Muktamar para buruh. Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah besar para buruh dan tokoh-tokoh, sejumlah besar orang-orang Nashara juga turut hadir. Termasuk dalam deretan orang-orang Nashara tersebut adalah seorang perempuan kristen Spanyol. Perempuan itu mengatakan – dengan terjemahan singkat – “Sungguh aku terkejut ketika aku masuk”. Kami sampaikan hal ini meskipun pahit, karena diam (tidak menyampaikannya) lebih pahit lagi. Supaya tahu orang yang mendengarnya dan supaya mau berhenti. Sungguh kami tahu apa (informasi) yang terjadi di lapangan. Karena kami hidup sebagaimana mereka (IM) hidup, jadi kami melihat sebagaimana mereka melihat, kami dengar sebagaimana mereka mendengar. Kami akan sebutkan insya allah hal-hal yang menjadi kritik atas mereka dan hal-hal yang menguntungkan bagi mereka jika ada. Adapun mereka sendiri, maka mereka tidaklah menyebutkan  kecuali hal-hal yang menguntungkan bagi mereka saja. Demikianlah kondisi para pengekor hawa nafsu sejak dulu.
Perempuan tadi mengatakan, “Sungguh aku terkejut ketika aku masuk ke Tunisia. Ketika aku melihat apa yang aku lihat (di negeri ini) sungguh aku sangat terheran-heran, bagaimana hal ini semua terjadi di sebuah negeri yang diatur oleh orang-orang Islam?!”
Ucapan tersebut dikomentari oleh salah seorang mereka dengan atas nama kelompok ini (IM), “benar, kami mengatur (memberikan kebijakan). Islam sekarang mengatur (menghukumi/memberikan kebijakan). Namun di sana ada perbedaan antara hukum (kebijakan) dengan kezhaliman. Sementara kami memberikan kebijakan bukan sedang menzhalimi. Oleh karena itu perempuan tadi melihat bar-bar di Tunisia bebas terbuka, yaitu tempat-tempat minum khamer. Inilah Islam menurut versi Jabhatul Inqadz(Front Kemerdekaan)! Mereka “sedang membuat kebijakan, bukan menzhalimi!” Khamer bebas beredar, Bar bebas terbuka. Perempuan Spanyol tadi melihat pemandangan di Tunisia seperti pemandangan di Eropa negeri-negeri kafir, Bar-bar bebas terbuka. Dengan perempuan itu terheran-heran bagaimana bisa ia melihat pemandangan tersebut, maka dalam kondisi kafirnya tersebut justru dia lebih tahu Islam daripada orang-orang Islam! Karena dia tahu bahwa khamer itu haram dalam syari’at Islam, bahkan haram dalam syari’at-syari’at lainnya. Namun dia heran bagaimana Jabhatul Inqadz (Front Kemerdekaan)  membuat kebijakan dan menganggap kelompoknya sebagai kelompok Islam, Bar terbuka bebas? “Kami membuat kebijakan tidak menzhalimi” Masya Allah!! Padahal Allah Ta’ala berfirman,
﴿الَّذِينَ إِن مَّكَّنَّاهُمْ فِي الأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلاَةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَن المُنكَرِ
(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka (Kami beri kekuasaan) di muka bumi niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; (al-Hajj : 41)
Kemungkaran mana lagi setelah dibukanya tempat-tempat minum khamer yang merupakan induk segala kejelekan (ummul khaba’its). Orang-orang berakal dari kalangan jahiliyah merasa mulia untuk mau melakukan hal ini. Sebagaimana dikatakan dalam sya’ir mereka,
Jauhilah khamer jika engkau seorang pemuda
                        Bagaimana engkau mendatangi kegilaan dan meninggalkan akal
                        sehat?
Seorang yang waras akalnya, bagaimana mungkin dia mendatangi kegilaan dan menanggalkan akalnya dengan tangannya sendiri?
Namun sayang, inilah fakta yang terjadi (pada mereka/IM). Di setiap tempat demikianlah kondisi mereka.
Sementara di Suriah (sekarang), seorang juru bicara resmi berbicara atas nama mereka (IM) mengatakan, bahwa tidak mengapa kalau yang memimpin mereka adalah orang nashrani sekalipun, atau seorang perempuan! Ini diucapkan setahun lalu kurang lebih, atau setahun setengah, awal-awal terjadinya konflik. Jadi bagi mereka, tidak masalah mereka dipimpin oleh orang nashrani atau oleh perempuan. Islam apa ini?!
Jenis Kedua, kelompok al-Qaeda khawarij. Mereka sebelumnya bersembunyi. Namun kemarin mereka menampilkan terang-terangan bai’at mereka kepada Aiman azh-Zhawahiri. Apa yang diharapkan dari mereka?!
Saudara-saudaraku
Warga Suriah sedang dilanda musibah. Kita memohon kepada Allah agar menolong mereka dan menyayangi mereka, menjaga darah mereka, menjaga kehormatan mereka, mengembalikan mereka ke negerinya, menyegerakan kehancuran musuh mereka, menyiapkan untuk mereka urusan yang baik, dan mereka diatur oleh penguasa yang baik serta melindungi mereka dari orang-orang jahat.
Inilah peristiwa yang terjadi di Suriah. Maka janganlah kalian takut dan tertipu oleh hiruk-pikuk dan kegaduhan yang kalian dengar.
Sungguh demi Allah, kita sangat mengharapkan lengser penguasa zhalim ini (Basyar al-Asad) malam ini juga sebelum besok. Namun bersama harapan ini, kita juga meminta kepada Allah agar menggantikannya dengan yang lebih baik. Ini yang tak kalah penting. Kita mohon kepada Allah Jalla wa ‘Ala agar menggantikannya dengan pemimpin yang lebih baik, menjadikan untuk mereka pimpinan yang menegakkan agama Allah Tabaraka wa Ta’ala. Sesungguhnya Dia Maha Pemurah dan Dermawan.
Aku sampaikan penjelasan ini, karena pembicaraan seputar masalah ini sangat banyak, dan kedustaan atas nama para masyaikh salafiyyin sangat banyak. Maka perhitungannya kelak di sisi Allah Tabaraka wa Ta’ala.
Kita cukupkan sampai di sini. Wallahu a’lam
5 Sya’ban 1434 H


Jihad Suriah, adakah?

(Sikap dan Bimbingan Para ‘Ulama Ahlus Sunnah)

 syiria
 Sikap al-’Allamah asy-Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah terhadap Jihad Suriah dan lainnya
السائل: أحسن الله إليكم ونفع بكم، هذا سائل يقول كيف تكون نصرة إخواننا المحاصرين في بعض البلاد، وهل يجوز لنا الذهاب هناك للجهاد أفتونا مأجورين؟
 الشيخ: نُصرتهم بما تستطيعون من الدعاء ومن التوجيه والنصيحة.
وأما الذهاب فهذا لابد من إذن الإمام أنتم محكومون تحت سلطة، فإذا الإمام جهّز جيشا لنصرتهم فانظموا إليه؛ أما أن تذهبوا بدون إذن الإمام فهذا لا يجوز . الجهاد لا يجوز إلا بإذن الإمام. بني إسرائيل: قالوا لنبي لهم ﴿ ٱبعَث لَنَا مَلِكا نُّقَٰتِل فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ ٢٤٦﴾[البقرة:246] لابد من قيادة لابد من سلطان، فلا يجوز الفوضى في مثل هذه الأمور وأنتم تعلمون ما حصل في الماضي من الخلل من الذين ذهبوا إلى الجهاد –والله أعلم بالنيات- وحصل ما حصل من تغير أفكارهم وما رجعوا به من أفكار وما حصل من الشرور والعواقب السيئة كله نتيجة عدم قبول النصيحة من العلماء وعدم إذن الإمام لهم فحصل ما حصل.
 Pertanyaan : Bagaimanakah bentuk pertolongan kepada saudara-saudara kita yang terdesak di sebagaian negeri, bolehkah kita berangkat berjihad ke sana? Berikan fatwa kepada kami.
Asy-Syaikh al-Fauzan menjawab,
“Menolong mereka adalah sesuai dengan kemampuan. Pertolongan berupa do’a, pengarahan, dan nasehat.
Adapun berangkat (berjihad), maka ini harus seizin pimpinan (negara). Kalian adalah rakyat yang berada di bawah kekuasaan (negara). Apabila kepala negara telah menyiapkan tentara untuk menolong mereka, maka silakan bergabung bersamanya. Adapun jika kalian berangkat (berjihad) tanpa seizing kepala negara, maka yang demikian tidak boleh. Jihad tidak boleh kecuali dengan seizing imam (kepala negara). (Dalam al-Qur`an dikisahkan bahwa) Bani Israil berkata kepada nabi mereka, “Angkatlah untuk kami seorang pimpinan agar kami bisa berperang di jalan Allah.” (Al-Baqarah : 246). Jadi (dalam jihad) harus ada pimpinan, harus ada kekuatan. Tidak boleh secara sporadis dalam urusan seperti ini (yakni jihad). Kalian telah tahu apa yang terjadi sebelumnya berupa resiko pada orang-orang yang berangkat berjihad – Allah lebih tahu tentang niat sebenarnya – dan terjadilah apa yang terjadi, yaitu perubahan paham mereka dan mereka kembali (ke negerinya) dengan membawa paham tersebut. Demikan juga berbagai kejelekan dan akibat-akibat jelek lainnya, sebagai buah dari sikap tidak mau menerima nasehat dari para ‘ulama dan tidak ada izin dari pimpinan negara. Maka terjadilah apa yang terjadi.
* * *
Nasehat asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi hafizhahullah tentang Konflik Suriah
أقول كان على السوريين أن يربوا أنفسهم على الإسلام الحق عقيدة ومنهجا ثم يعدوا العدة بالأسلحة، فإذا وُجدت القوتان عليهم أن يسقطوا هذا الخنزير النصيري، أما وهم ضعفاء يأتونهم يذبح فيهم كالدجاج هذا غلط.. يعنى هذه الطريقة ماشيين على منهج الغربيين في المظاهرات ويسموها مظاهرات سلمية وهو يذبح فيهم الآن من ستة أشهر (زي الدجاج) هذا الأمر لا يأمُر به الإسلام بارك الله فيكم، فنحن ضد النصيريين ولا نشجع الشعب السوري على الإلقاء بنفسه في التهلكة،وهم خالفوا منهج الله فيهم صوفية قبوريين خرافيين جهلة كذا بارك الله فيكم وينادون بشعارات ليست من الإسلام في شيء فعليهم أن يَتَرَبَوا ويُربُوا شعبهم على الإسلام ثم يعدون العدة ويسقطون (كلمة لم افهمها)، النصيريين أكفر من اليهود والنصارى، واليهود أرحم بالمسلمين من هؤلاء،هذا إنسان ما عنده رحمة، عنده قوة و عنده مُدمِرات، تخاطر بنفسك وتخاطر بشعبك هذا غلط بارك الله فيكم لا تخاطروا بأنفسكم والله أعلم كيف تنتهي الفتنة في سوريا الله أعلم كيف، الغرب كله متوافق معهم إيران معهم .. بارك الله فيكم.
Aku katakan, kepada warga Suriah hendaknya mereka terlebih dahulu mentarbiyah (mendidik) diri mereka di atas Islam yang benar, baik secara aqidah maupun manhaj, baru kemudian mereka mempersiapkan kekuatan senjata. Apabila terwujud dua kekuatan ini, maka silakan kalian menjatuhkan si Babi Nushairi ini.
Namun apabila kondisi warga Suriah masih lemah, sehingga mereka (penguasa) mendatangi rakyat dengan menyembelihnya seperti ayam, (kemudian rakyat masih ngotot melengserkan penguasa) maka ini merupakan kesalahan. yakni yang demikian itu adalah caranya orang-orang yang berjalan di atas prinsip orang-orang Barat, yaitu demonstrasi. yang dinamakan dengan demonstrasi kedamaian. Padahal penguasa seenak menyembelih rakyat semenjak enam bulan. Maka hal ini tidak diperintahkan oleh Islam, Barakallahu fikum. Kami semua anti orang-orang Nushairiyah, namun kami tidak mendorong rakyat Suriah untuk menceburkan diri mereka ke dalam kebinasaan.
Dan kondisi mereka (rakyat Suriah) juga masih banyak menyelisihi agama Allah, di antara mereka ada Sufiyah, penyembah kubur, percaya kepada khurafat, orang-orang jahil, dan juga orang-orang yang berseru dengan syi’ar-syi’ar yang bukan dari Islam sama sekali.
Maka hendaknya warga Suriah sendiri mendidik diri sendiri terlebih dahulu, serta mendidik masyarakat di atas Islam. Baru kemudian mereka menyiapkan kekuatan dan menjatuhkan pimpinan tersebut. ____ Orang-orang Syi’ah Nushairiyyah lebih kafir daripada Yahudi dan Nashara sekalipun. Orang-orang Yahudi masih lebih penyayang kepada muslimin jika dibandingkan Syi’ah Nushairiyah. Sementara dia (Syi’ah Nushairiyyah) adalah orang yang tidak memiliki kasih sayang sama sekali. Sebaliknya dia memiliki kekuatan dan penghancur yang membahayakan diri dan masyarakat, maka ini kesalahan, barakallah fikum.
Maka janganlah membahayakan diri kalian sendiri. Allah lebih tahu bagaimana fitnah di Suriah ini akan berakhir. Pihak Barat semuanya sepakat dengan mereka, Iran bersama mereka (Syi’ah Nushairiyyah).
(disampaikan pada musim Haji tahun 1432 H)
* * *
Nasehat Asy-Syaikh ‘Ubaid Al-Jabiri hafizhahullah
» وهنا أمر أو بل أمران .. الأمر الأول، وهو الأمر بالجهاد في سوريا هذا ليس لي ولا لسواي من أفراد عموم طلاب العلم، من أفراد عوام طلاب العلم، هذا لعلمائنا، فإذا أجمع علماؤنا الممثلون في هيئة كبار العلماء على أمر لا نخالفه، نعم وإن كنا نعتقد خلاف ذلك فلا نخالفهم..
 الأمر الثاني أنا كذلك أرى هذا الأمر بالنسبة لأبنائنا في سوريا، الأصل اعتزالكم هذه الفتنة، فلا تنضموا إلى الملعون الكافر ابن الكافر بشار بن حافظ الأسد لعنة الله عليه وعلى أبيه فهو الكلب وابن الكلب والكفر نهجه، فلا خير في كلب تناسل من كلب، وأنا تصرفت في البيت والبيت يقول: هو الكلب و ابن الكلب جده.. جد بشار لا أعرفه لذلك قلت الكفر نهجه ..
 لكن إذا لم تستطيعوا الفرار .. طوقكم الملعون فسد عليكم المنافذ لا تستطيعون الفرار بدينكم ولا أعراضكم .. نعم.. وليست عندكم أسلحة تدافعون بها إذا دُخلت عليكم بيوتكم أو دوهمت بيوتكم بجيش الملعون ابن الملعون.. فكونكم تنضمون إلى الجيش الحر لعله أسلم إن شاء الله.
  لكن أولاً عليكم الفرار إذا قدرتم بدينكم وأعراضكم ولو في بعض النواحي من سوريا، لأن الجيش الحر حسب ما سمعت من تصريحاتهم ليسوا بأحسن من الثوار الذين هم يتسكعون في أقطار أوروبية وغيرها .. أضرموا النار ثم هربوا كما يقول المثل: قال أين فلان أين ذهب قال أعطى المفتاح عبد الله.. يعني هرب، وترك وترك الدار و ما فيه .. فؤلاء هم الثوار لا يقاتلون في سبيل الله أبداً لأن شعارهم جاهلية ديمقراطية المدينة الحرية إلى غير ذلك .. نعم..
 والجيش الحر ما بلغنا من التصريحات ليست بعيدة عن هذا، فأنا لا أقول تنضمون إليه لأنه جيش مسلم، ولكن كما يقول المثل: حنانيك بعض الشر أهون من بعض ..
 فأنتم أولاً فروا بدينكم وأعراضكم، وإذا لم تفروا فكروا هل تستطيعون أن تلزموا بيوتكم وتكونون أحلاسها ؟ فإذا دُخلت عليكم أو دوهمت عندكم سلاح يكفيكم شر هؤلاء جنود الملعون .. فإذا لم يكن هذا ولا هذا فتبين لي أن انحيازكم إلى الجيش الحر لعله أسلم لكم.. وهذه الفتوى فصلتها ومن نقلها محرفة فهو كاذب مفتر، هذه الفتوى لعلكم وعيتموها.. نعم«
Sebuah pertanyaan diajukan kepada beliau tentang sikap terhadap peristiwa yang terjadi di Suriah serta fitnah yang menimpa rakyat arab muslim di sana, kemudian kemungkinan untuk mengumpulkan kekuatan dan bergabung dengan pasukan independen (Free Syrian Army/FSA).
Asy-Syaikh ‘Ubaid Al-Jabiri menjawab,
Ada dua permasalahan,
Permasalahan pertama, perintah untuk berjihad ke Suriah. Maka ini bukan wewenangku untuk menentukannya. Juga bukan pula wewenang orang lain yang setara denganku dari kalangan keumuman para penuntut ilmu. Ini adalah wewenang para ‘ulama kita. Apabila para ‘ulama kita yang tergabung dalam Hai’ah Kibaril ‘Ulama telah sepakat, maka kita tidak akan menentangnya. Walaupun mungkin bisa jadi kita meyakini sesuatu yang lainnya, namun kita tidak akan menentang para ‘ulama tersebut.
Permasalahan kedua, aku memandang hal ini untuk warga Suriah. Hukum asalnya warga Suriah harus menjauhi (meninggalkan) fitnah (konflik) ini. Warga Suriah jangan bergabung bersama dengan si mal’un si kafir putra si kafir pula, yaitu Basyar bin Hafizh al-Asad – semoga Allah melaknatnya dan melaknat ayahnya – dia adalah anjing putra anjing pula. Kekufuran adalah jalannya. Maka tidak ada kebaikan pada anjing yang berasal dari anjing pula. ….
Namun apabila kalian (warga Suriah) tidak mampu untuk meninggalkannya, karena ditekan oleh si mal’un tersebut dan semua jalan ditutup olehnya, sehingga kalian benar-benar tidak bisa untuk lari menyelamatkan agama dan kehormatan kalian, sementara kalian tidak memiliki persenjataan untuk membela diri tatkala kalian didatangi rumah kalian dan dikepung oleh tentara si mal’un putra si mal’un, maka apabila kalian bergabung dengan pasukan independen (Free Syrian Army/FSA) mungkin kalian akan lebih selamat, insya Allah.
Namun pertama kali apabila kalian mampu wajib untuk lari menyelamatkan agama dan kehormatan kalian, walaupun di sebagian wilayah Suriah. Karena tentara independen (Free Syrian Army/FSA), sebatas yang aku dengar dari statemen-statemen mereka tidaklah lebih baik daripada para pemberontak yang terlibat perseteruan di kawasan Eropa dan lainnya. Mereka menyalakan api kemudian lari. … jadi para pemberontak itu tidaklah berperang di jalan Allah sama sekali. Karena syi’ar mereka adalah ada jahiliyah, demokrasi, kebebasan, dll.
Sementara pasukan independen (Free Syrian Army/FSA) sebagaimana yang kami dengar dari statemen-statemen mereka, kondisinya tidak jauh berbeda dengan para pemberontak tersebut. Maka aku tidak mengatakan silakan bergabung dengan pasukan inpenden tersebut karena mereka adalah pasukan muslim. Namun sebagaimana dikatakan dalam pepatah, “Duhai bisa jadi sebagian dari kejelekan itu lebih ringan daripada kejelekan lainnya.”
Maka pertama kali kalian harus berupaya lari menyelamatkan agama dan kehormatan kalian.
Jika tidak mampu, maka pikirkan apakah kalian mampu untuk tinggal diam di rumah-rumah kalian, dan apabila kalian didatangi oleh tentara si mal’un kalian punya senjata untuk membela diri dari kejahatan tentara-tentara tersebut.
Jika tidak mampu yang pertama ataupun yang kedua, maka yang tampak dalam pandanganku kalian bergabung dengan pasukan independen (Free Syrian Army/FSA) mungkin lebih selamat.
 Fatwa ini aku sampaikan dengan jelas. Barangsiapa yang mengutip fatwa ini dengan salah, maka ia telah pendusta. Semoga kalian bisa memahami fatwa ini.
* * *
Namun demikian, perkembangan terbaru menunjukkan kondisi yang semakian memprihatinkan. Sebagaimana disimpulkan oleh asy-Syaikh al-’Allamah Muhammad bin Hadi al-Madkhali dalam fatwanya pada Sya’ban 1434 H yang lalu, bahwa di Suriah tidak ada bendera jihad yang syar’i.