Mutiara Salaf

Kilauan Mutiara Hikmah Dari Nasihat Salaful Ummah

Kata Pengantar Penerjemah
Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala, kita memuji-Nya, memohon
ampunan dan perlindungan-Nya dari kejahatan hawa nafsu kita dan kejelekan
amalan kita. Dan barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada
yang dapat menyesatkannya, sebaliknya siapa yang disesatkan maka tidak ada
pula yang dapat menunjukinya.
Saya bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah satu-
satunya dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad
itu adalah seorang hamba dan utusan Allah. Semoga Allah senantiasa
melimpahkan shalawat serta salam kepada beliau, keluarga, dan para
shahabatnya serta para pengikutnya dengan ihsan hingga hari pembalasan.
Berbagai kerancuan kini melanda umat Islam (kecuali yang dirahmati Allah). Di
antara mereka ada yang menganggap biasa berteman akrab dan menimba ilmu
dari orang-orang yang menyimpang pemikiran dan manhajnya yang penting
demi persatuan kesatuan dan lagipula mereka pintar-pintar, demikianlah
anggapan mereka. Toh, dengan orang-orang kafir kita dianjurkan untuk bergaul
dengan baik. Mengapa dengan sesama Muslim kita justru berpecah dan
berselisih? Inilah sebagian kecil kerancuan tersebut. Adapula yang
mempersoalkan boleh tidaknya melontarkan kata-kata yang cukup memerahkan
telinga terhadap para dai hizbiyyin (yang mengajak kepada fanatisme golongan)
dan orang-orang yang merusak pemikiran umat.
Namun disayangkan ternyata sebagian para dai khususnya mereka yang telah
berani mengenakan baju (label) Salaf justru banyak menambah kerancuan ini.
Mereka mengutip sebagian perkataan ulama dan meninggalkan yang lainnya.
Atau menyampaikan pendapat seorang imam atau ulama tidak sesuai bahkan
bertentangan dari apa yang dipahami oleh generasi terbaik umat ini. Mereka memusuhi dan menjauhi dai-dai yang menampakkan sikap permusuhan
terhadap ahli bid’ah dan para penyambung lidah mereka.
Oleh karena itu kami terpanggil untuk menyadarkan saudara-saudara kita (kaum Muslimin) bagaimana dan apa yang harus kita pegang dalam mengarungi
perjalanan hidup sesaat yang penuh ujian ini? Untuk itu kami mencoba
menyuguhkan kepada para pembaca budiman untaian kata mutiara yang penuh
hikmah yang dikumpulkan dan disusun oleh Syaikh Abu Abdillah Jamal bin
Furaihan --hafidhahullahu-- dari perkataan para Ulama Salaful Ummah. Dan
kitab itu kami terjemahkan dengan judul Kilauan Mutiara Hikmah Dari Nasihat
Salaful Ummah.
Dan kami bersyukur kepada Allah atas terselesaikannya buku ini kemudian
kepada Ustadz Muhammad Umar As Sewwed yang berkenan memeriksa dan
memberikan pengantar atau ta’liq (keterangan) yang berkaitan dengan beberapa
perkara penting dalam buku ini. Kami ucapkan pula Jazaakumullahu khairan.
Mudah-mudahan Allah jadikan buku ini bermanfaat bagi penulis (penyusun),
penterjemah, pemeriksa, dan kaum Muslimin sekalian. Dan semoga Allah
menjadikan ini amal shalih yang ikhlash mengharap wajah-Nya. Amiin Ya
Mujibas Saailin.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yogyakarta, Shafar 1419 H
Penterjemah
Idral Harits

Pengantar Ustadz Muhammad Umar As Sewed
Sebagaimana judulnya, buku ini memang bukan karangan atau tulisan Abu
Abdillah Jamal bin Furaihan Al Haritsy, akan tetapi merupakan kumpulan
mutiara hikmah yang dirangkai oleh penyusunnya dengan apik dan lugas.
Beliau memilih mutiara-mutiara ini dari lautan ilmu yang terkandung di
dalam karya-karya besar ulama Salaf. Dan mutiara ini beliau awali
rangkaiannya dengan Kalam Allah Yang Maha Sempurna kemudian sabda
Rasul-Nya Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam sekaligus sebagai dasar ucapan-
ucapan ulama dan para imam tersebut. Dengan demikian, ini menutup jalan
yang mendorong seseorang untuk berkata, tidakkah ini hanya ucapan seorang
manusia.
Sekali lagi perlu kita perhatikan. Untaian mutiara yang penuh dengan hikmah
ini dipilih dari perkataan generasi terbaik yaitu generasi para shahabat,
kemudian tabi’in, dan tabi’ut tabi’in yang merupakan generasi terbaik
sesudah shahabat lalu imam-imam Ahlus Sunnah yang datang sesudah
mereka yang semua itu disandarkan kepada Al Quran dan As Sunnah.
Di samping itu, dengan dimuatnya ucapan beberapa ulama dari generasi
yang berbeda dalam satu permasalahan mengandung nilai tersendiri. Dan ini
sekaligus membuktikan bahwa ternyata ulama Ahlus Sunnah yang hidup
dalam kurun waktu yang berbeda sepakat dalam permasalahan tersebut.
Misalnya permasalahan tahdzir (peringatan dan larangan yang keras) untuk
duduk bermajelis dengan ahli bid’ah. Dengan demikian kita akan bertambah
yakin dengan kebenaran dan keteguhan madzhab Ahlus Sunnah serta dapat
mengalahkan perasaan risi atau sungkan dan adat ketimuran kita dalam
menerima kenyataan ini.
Sengaja kami beri komentar terhadap beberapa persoalan agar pembaca tidak
keliru atau kurang memahami permasalahan yang sedang dibahas. Juga
dengan komentar ini diharapkan terjemahan ini dapat lebih bermanfaat.
Demikianlah, semoga Allah memberi pahala kepada kita semua, penulis,
pembaca, penterjemah, dan yang memeriksanya kembali serta seluruh ulama
Ahlus Sunnah yang telah menyampaikan nasihat dan peringatan kepada kita
karena Allah. Amiin.
Degolan, Shafar 1419 H
Muhammad Umar As Sewed

Pendahuluan
Sesungguhnya segala puji hanya bagi Allah, kita memuji-Nya dan memohon
pertolongan dan ampunan-Nya serta berlindung kepada Allah dari kejahatan
hawa nafsu dan kejelekan amalan kita.
Siapa yang ditunjuki Allah maka tidak ada yang dapat menyesatkannya dan
sebaliknya, siapa yang disesatkan maka tidak ada yang dapat memberi
petunjuk kepadanya.
Saya bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah yang
Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dan saya bersaksi bahwa Muhammad
adalah hamba dan utusan-Nya. Firman Allah Ta’ala :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar
takwa dan jangan kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.” (QS. Ali Imran :
102)
“Hai manusia, bertakwalah kepada Rabbmu yang telah menciptakan kamu dari
satu jiwa dan mnciptakan darinya isterinya dan Dia memperkembangbiakkan
dari keduanya laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada
Allah yang dengan-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan
silaturrahim. Sesunggubnya Allah senantiasa mengawasi kalian.” (QS. An Nisa’
: 1)
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan berkatalah yang
benar. Niscaya Allah akan memperbaiki untukmu amalan kamu dan
mengampuni dosa-dosamu. Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-
Nya maka sesungguhnya ia telah mendapatkan kemenangan yang besar.” (QS.
Al Ahzab : 70-71)
Kemudian dari pada itu :
Maka sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitab Allah dan sebaik-baik
petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Dan
sesungguhnya sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan dan setiap yang
diada-adakan adalah bid’ah --(dan setiap bid’ah adalah sesat dan yang sesat itu
tempatnya di neraka)--.
Dan selanjutnya :
Sungguh saya bersyukur dan memuji Allah yang telah melindungi Ahli Sunnah
dan para imam mereka dari perkataan yang rusak dan keyakinan (i’tiqad) yang
lemah dan menganugerahkan kepada mereka kekuatan untuk berpegang
dengan tali Allah yang kokoh dan Kitab-Nya yang terang serta Sunnah Rasul-
Nya Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang terang-benderang bahkan menjauhkan
Ahli Sunnah dan para imam mereka dari ucapan-ucapan yang keji dan
mengerikan. Sedangkan ucapan mereka mengenai ahli bid’ah terdengar ke
seluruh penjuru dan ucapan orang-orang selain mereka mengenai mereka tertolak dan terbantah dengan yang haq.
(Siapakah Ahli Sunnah dan para imam mereka?)
Mereka adalah orang-orang yang bersepakat di atas pendirian bahwa apa pun
yang Allah kehendaki pasti terjadi dan apa pun yang tidak Dia kehendaki pasti
tidak akan terjadi. Dan kita hendaknya menjadi orang-orang yang mengikuti atsar
(jejak) dan manhaj (jalan) mereka dan mengakui keutamaan mereka.
“Ya Rabb kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah
mendahului kami dalam keimanan.” (QS. Al Hasyr : 10)
Ini adalah risalah ringkas yang berfaedah --Insya Allah-- mengenai beberapa
topik yang berbeda yang kami nukilkan dari Kitab Allah ‘Azza wa Jalla dan
Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam serta ucapan para imam Ahli
Ilmu yang tersebar dalam berbagai tempat yang saya rangkum dari berbagai
kitab tentang sunnah dan saya namakan :
“Lamudduril Mantsur Minal Qaulil Ma’tsur ”
Dan saya memohon kepada Allah yang Maha Agung Pemilik ‘Arsy yang Mulia
agar diberi taufiq dalam memilih nama yang sesuai dengan kedudukan para
imam pembawa petunjuk yang dengan mereka Allah memelihara Sunnah Nabi-
Nya. Sebagaimana saya juga meminta kepada-Nya ‘Azza wa Jalla agar risalah
ini bermanfaat bagi para pembaca dan menjadi amalan saya yang ikhlash
mengharap wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala semata dan sebagai sarana
menyebarluaskan As Sunnah dan pembuka mata bagi sesama saudara di jalan
Allah yang tertutup dari mereka sebagian besar ucapan ulama Salaf.
Termasuk tuntunan As Sunnah dan akhlak adalah membalas kebaikan dengan
mensyukuri dan mengakui kebaikan itu sebagaimana firman Allah :
“Tidak ada balasan kebaikan itu selain kebaikan (juga).” (QS. Ar Rahman : 60)
Dan sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam :
“Siapa mendatangimu dengan kebaikan balaslah, jika tidak kamu dapatkan
sesuatu untuk membalasnya maka doakanlah kebaikan untuknya sampai kamu
ketahui bahwa kamu telah membalasnya.” (HR. Abu Daud 1672 dan 5109, An
Nasa’i 2566, dan Ahmad 2/68)
Dan sabda beliau :
“Siapa yang tidak (dapat) bersyukur (berterima kasih kepada) manusia maka ia
tidak akan (dapat) bersyukur kepada Allah.” (HR. At Tirmidzy 1954 dan Ahmad
3/74)
Dan di sini saya bersyukur --setelah bersyukur kepada Allah Ta’ala-- kepada
saudara yang terhormat Abu Yasir, Raziq bin Hamid Al Qurasyi yang telah
memeriksa dan memperbaiki kesalahan cetakannya. Begitu pula dengan kitab sebelumnya yaitu Al Ajwibah Al Mufidah Alal Asilah Al Martahij Al Jadiidah
dan kitab Al Aimmatul Abrar fil Hukmi Ala As Saharatil Asyrar. Semoga Allah
membalasnya atas bantuannya kepada saya dengan segenap kebaikan dan --
juga-- mereka yang ikut andil dalam membantu terselesaikannya urusan saya.
Akhirulkalam, sekali lagi saya memohon kepada Allah agar melimpahkan taufiq
kepada kita untuk dapat mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa
Sallam dan mematikan kita di atasnya serta mengumpulkan kita bersama para
shahabat Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam.
Akhir doa kita adalah Alhamdulillahi Rabbil Alamin.
Thaif, 10 Muharram 1417 H
Abu Abdillah Jamal bin Farihan Al Haritsi

Kilauan_Mutiara_Hikmah_Dari_Nasihat_Salaful_Ummah.pdf

Download Rekaman Kajiannya

01._Sejarah_Ahlus_Sunnah.MP3
 
02._Al_Qur'an_dan_As_Sunnah_dengan_Pemahaman_Siapa.MP3

03._Awal_Mula_Terjadinya_Peyimpangan_adalah_PEMBERONTAKAN.MP3

04._Ciri-ciri_Ahlus_Sunnah.MP3

05._3_Prinsip_Dasar_Ahlus_Sunnah.MP3

06._Ciri-ciri_Ahlul_Bid'ah.MP3

07._Larangan_Keras_Berteman_dengan_Ahlul_Bid'ah.MP3

08._Sikap_Keras_Para_Salaf_Terhadap_Ahlul_Bid'ah.MP3

09._Bolehnya_Menghibahi_Ahlul_Bid'ah.MP3