Kamis, 19 Maret 2015

Yang memberi rizki Dialah Allah !


Terbetik dalam Hatim Al Asham (-rahimahullah-) untuk menunaikan haji pada suatu tahun tertentu.
Akan tetapi beliau tidak memiliki biaya untuk haji.

Beliau tidak boleh menunaikan perjalanan haji, bahkan tidak wajib baginya haji tanpa menyediakan harta yang cukup untuk anak-anak, dan tanpa mereka rela.

Ketika waktu keberangkatan telah tiba, putri beliau melihat kesedihan dan tangis pada sang ayah. Adapun sang putri, ia dikenal sebagai anak yang baik.

Maka sang putri berkata kepada sang ayah:
 "Apa gerangan yang membuatmu menangis, wahai ayah?"
Ayah : "Musim haji telah datang..."
Putri : "Mengapa ayah tidak pergi berhaji?"
Ayah : "Biaya!!"
Putri : "Semoga Allah memberi rizki untukmu !"
Ayah : "Nafkah untuk kalian (bagaimana)?
Putri : " Semoga Allah memberi rizki kepada kami!"
Ayah : "Akan tetapi, perkara ini keputusannya ada di tangan ibumu!"

Sang putri kemudian pergi menemui ibunya, untuk menceritakan hal ini padanya.
Pada akhirnya, ibu dan anak-anak berkata kepadanya:

"Pergilah menunaikan haji, dan Allah yang akan memberi rizki kepada kami!"

Hatim Al Asham kemudian meninggalkan bagi mereka nafkah untuk keperluan selama tiga hari.

Dan Pergilah beliau untuk berhaji.

Dalam keadaan beliau tidak miliki harta yang mencukupinya.

Waktu itu, beliau berjalan di belakang rombongan.

Di awal perjalanan, ketua rombongan disengat kalajengking.

Anggota rombongan bertanya, siapa yang bisa membacakan (Al Qur'an) untuk sang ketua dan bisa mengobatinya?

Mereka akhirnya mendapati Hatim. Beliau kemudian membacakan ayat-ayat Al Qur'an. Kemudian Allah (Ta'ala) memberikan kesembuhan pada waktu itu juga!!

Kemudian ketua rombongan menyeru : "Biaya pulang perginya dia, aku yang menanggung."

Hatim kemudian berdoa:
"Ya Allah, ini adalah pengaturan-Mu untukku. Tunjukkan pengaturanmu untuk keluargaku!"
-----

Waktu tiga hari telah berlalu. Nafkah yang ditinggalkan Hatim untuk anak-anak telah habis.

Rasa lapar mulai menyerang. Seisi keluarga mulai mencela sang putri.
Sang putri justru tertawa.

Ibu dan anak-anak yang lain (mereka) bertanya:

"Apa yang membuatmu tertawa? Kelaparan hampir saja membinasakan kita!"

Putri : "Ayah kita ini, apakah dia pemberi rizki atau apakah dia yang memakan rizki?"

Mereka berkata: "(Ayah kita) tentunya yang memakan rizki! Yang memberi rizki Dialah Allah !"

Putri : "Telah pergi yang memakan rizki, dan masih ada Yang Maha Pemberi Rizki."

Sementara sang putri terlibat perbincangan dengan mereka, tiba-tiba terdengar ketukan pintu.

Mereka : "Siapa di pintu?"

Maka berkata pengetuk pintu : "Sesungguhnya amirul mukminin meminta minum kepada kalian!"

Sang putri kemudian mengisi kendi hingga penuh.

Sang khalifah meminum dan merasakan kesegaran air itu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya."

Khalifah : "Dari mana kalian mendatangkan air ini?"
Pengawal : "Dari rumah Hatim."
Khalifah : "Panggil dia ke mari, aku ingin memberi balasan untuknya!"

Pengawal: "Dia sedang menunaikan haji."

Kemudian, Amirul mukminin melepaskan ikat pinggangnya, yaitu sabuk yang terbuat dari kain yang mewah bertatahkan mutiara.

Khalifah : "Ini untuk mereka!".
"Barangsiapa yang mencintai aku.."

Maka semua menteri dan pedagang melepas sabuk mereka untuk keluarga Hatim. Maka terkumpullah sabuk-sabuk yang banyak.

Seorang pedagang kemudian membelinya dengan harta yang memenuhi satu rumah dengan emas yang bisa mencukupi kebutuhan mereka hingga akhir hayat.

Dan sabuk-sabuk tersebut dikembalikan kepada mereka (keluarga hatim).

Mereka pun membeli makanan dan tertawa gembira, namun sang putri justru menangis.

Ibu pun berkata kepada sang putri:
"Keadaanmu betul-betul mengherankan, wahai putriku!

Tadi kami semua menangis karena kelaparan, tapi justru engkau tertawa.

Ketika sekarang Allah melapangkan hidup kita, mengapa engkau justru menangis?!"

Sang putri menjawab: "Makhluk Allah ini, yang tidak memiliki bagi dirinya sendiri, (tidak bisa) memberi mudharat tidak pula memberi manfaat (yakni khalifah), melihat kita dengan pandangan kecintaan, mendorongnya untuk memenuhi kebutuhan kita hingga akhir hayat.

Lalu bagaimana kiranya yang akan diperbuat oleh Raja diraja -Allah- (terhadap kita)?"

------00-----

Sesungguhnya ini adalah kepercayaan yang kuat kepada Allah!!

Percaya kepada Yang Maha Pemberi rizki, Yang Memiliki Kekuatan Lagi Yang Sangat Kokoh!!

Ini adalah kekuatan iman dan kekuatan tawakkal kepada Allah.

Subhanallah, di mana kita jika dibandingkan dengan itu?!

Ketika Allah telah memilihkan untukmu jalan hidayah-Nya, bukanlah engkau beda dengan yang lain!!
atau bukan karena ketaatan darimu!!

Bahkan, hidayah itu rahmat dari Allah yang meliputimu.
Bisa jadi Dia mencabutnya darimu sewaktu-waktu.

Karena itu, jangan engkau tertipu dengan amalanmu ! Dan juga ibadahmu.

Jangan engkau meremehkan orang yang tersesat dari jalan-Nya.

Kalau bukan rahmat dari Allah kepadamu, maka engkau akan menempati posisinya!

Ulangilah, kalian membacanya dengan perlahan...


من فوائد الشيخ فواز المدخلي حفظه الله
منقول من سحاب


Faedah dikirim oleh Ustadz Badar Mahri Malang.
Jazahullahu khair.

مجموعة معهد السنة بملانج.