Jumat, 17 Mei 2013

Bukanlah Ghibah Menceritakan Keadaan Ahli Bid’ah Menurut Salafus Shalih



178. Dari Al A’masy dari Ibrahim ia berkata :
“Bukanlah ghibah menceritakan keadaan ahli bid’ah.” (Al Lalikai 1/140 nomor
276)
179. Al Hasan Al Bashry berkata :
“Menerangkan keadaan ahli bid’ah dan kefasikan orang yang berbuat fasiq
terang-terangan bukan perbuatan ghibah.” (Al Lalikai nomor 279-280)
180. Dan kata beliau selanjutnya :
“Bukanlah ghibah menceritakan kesalahan (aib) ahli bid’ah.” (Ibid nomor 279-
280)
181. Al Fudlail bin Iyyadl berkata :
“Siapa yang masuk kepada ahli bid’ah maka tidak ada kehormatan baginya.” (Al
Lalikai nomor 282)
182. Dari Sufyan bin Uyainah berkata, Syu’bah pernah berkata :
“Kemarilah kita (berbuat) ghibah di jalan Allah Azza wa Jalla.” (Al Kifayah 91
dan Syarah Ilal At Tirmidzy 1/349)
183. Dari Abi Zaid Al Anshary An Nahwiy berkata, Syu’bah mendatangi kami
pada waktu turun hujan dan berkata :
“Ini bukanlah hari (pelajaran) hadits, hari ini adalah hari ghibah, marilah
melakukan ghibah tentang para pembohong itu.” (Al Kifayah 91)
184. Dari Makky bin Ibrahim ia berkata, Syu’bah mendatangi Imran bin Hudair
dan berkata : “Hai Imran, marilah kita ghibah sesaat di jalan Allah Azza wa
Jalla.”
Kemudian mereka menyebut-nyebut kejelekan (kesalahan) para perawi hadits.
(Al Kifayah 91)
185. Abu Zur’ah Ad Dimasyqi berkata, saya mendengar Abu Mushir (ketika)
ditanya tentang seorang rawi yang keliru dan kacau serta menambah-
nambah dalam meriwayatkan hadits, ia berkata : “Terangkan keadaan
orang itu!”
Maka saya bertanya kepada Abu Zur’ah : “Apakah itu tidak Anda anggap
ghibah?”
53Maktabah As Sunnah
http://assunnah.cjb.net/
Ia menjawab : “Tidak.” (Syarh Ilal At Tirmidzy 1/349 dan Al Kifayah 91 dan 92)
186. Ibnul Mubarak berkata : “Al Ma’la bin Hilal adalah rawi hanya saja jika
datang satu hadits ia berdusta (berbuat dusta dengan hadits itu).”
Seorang Sufi berkata : “Hai Abu Abdirrahman, Anda berbuat ghibah?”
Maka beliau menjawab : “Diamlah kau! Jika kami tidak menerangkan hal ini
bagaimana mungkin dapat diketahui mana yang haq mana yang bathil?” (Al
Kifayah 91 dan 92 dan Syarh Ilal At Tirmidzy 1/349)
187. Abdullah bin (Imam) Ahmad bin Hanbal berkata, Abu Turab An Nakhsyabi
datang kepada ayahku lalu beliau mulai berkata : “Si Fulan dlaif, si Fulan
tsiqah.”
Berkatalah Abu Turab : “Wahai Syaikh, janganlah mengghibah ulama.”
Ayahku segera menoleh ke arahnya dan berkata : “Celakalah kamu! Ini adalah
nasihat bukan ghibah.” (Al Kifayah 92 dan Syarh Ilal At Tirmidzy 1/350)
188. Muhammad bin Bundar As Sabbak Al Jurjaniy berkata, saya mengatakan
kepada Imam Ahmad bahwa sangat berat bagi saya untuk mengatakan si
Fulan dlaif, si Fulan pendusta.
Maka beliau berkata : “Jika kamu diam dalam perkara ini dan saya juga diam
maka siapa lagi yang akan menerangkan kepada orang-orang yang bodoh mana
hadits yang shahih dan mana yang lemah?!” (Al Kifayah 92, Syarh Ilal At
Tirmidzy, dan Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyyah 28/231)
189. Dari Syaudzab (katanya) dari Katsir Abu Sahl ia berkata :
“Dikatakan bahwa ahli ahwa (ahli bid’ah) itu tidak mempunyai kehormatan.” (Al
Lalikai 1/140 nomor 281)
190. Dari Al Hasan bin Aly Al Iskafy ia berkata, saya bertanya kepada Imam
Abu Abdillah Ahmad bin Hanbal tentang pengertian ghibah, beliau
menerangkan : “Ghibah itu ialah jika kamu tidak menolak aib seseorang.”
Saya bertanya lagi, bagaimana dengan seorang yang mengatakan : “Si Fulan
tidak mendengar hadits dari seseorang dan si Fulan keliru?”
Beliau menjawab : “Seandainya hal ini ditinggalkan manusia maka tidak akan
pernah diketahui shahih atau tidaknya suatu hadits.” (Syarh Ilal At Tirmidzy
1/350)
191. Ismail Al Khathaby berkata, Abdullah bin (Imam) Ahmad menceritakan
kepada kami bahwa ia berkata kepada ayahandanya :
“Apa yang Anda katakan mengenai para rawi yang mendatangi seorang syaikh
yang barangkali ia seorang Murjiah atau Syi’iy atau dalam diri syaikh itu terdapat
perkara yang menyelisihi As Sunnah apakah ada kelonggaran buat saya untuk
54Maktabah As Sunnah
http://assunnah.cjb.net/
diam dalam hal ini ataukah saya harus memperingatkan manusia agar berhati-
hati dari syaikh ini?”
Ayahku menjawab : “Jika ia mengajak orang kepada bid’ah sedangkan dia
adalah imam ahli bid’ah maka benar kamu harus memperingatkan manusia dari
syaikh ini.” (Al Kifayah 93 dan Syarh Ilal At Tirmidzy 1/350)
55Maktabah As Sunnah
http://assunnah.cjb.net/